Scroll untuk baca Berita

Pasang Iklan, Advertorial dan Kirim Release, click here
Daerah

Belasan Emak-Emak Relawan SPPG Datangi Rumah Wartawan di Sergai, Protes Unggahan TikTok Soal Limbah

11
×

Belasan Emak-Emak Relawan SPPG Datangi Rumah Wartawan di Sergai, Protes Unggahan TikTok Soal Limbah

Sebarkan artikel ini

detak.co.id, SERDANG BEDAGAI – Suasana memanas terjadi di Komplek Perumahan Dusun III, Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Serdang Bedagai, Senin, (15/9/2025) pagi.

Belasan emak-emak relawan dari program Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Sukajadi mendatangi rumah seorang wartawan media online berinisial Jo.

Kedatangan para relawan ini dipicu oleh unggahan Jo di akun TikTok Sinar Sergai, yang mereka anggap merugikan nama baik program SPPG dan mengancam keberlanjutan program makan bergizi gratis tersebut.

“Kalau SPPG tutup, kami minta makan dari bapak. Setiap pagi kami kemari ambil gaji dari bapak,” teriak salah satu relawan, disambut sorakan dari massa lainnya.

Para relawan menilai, Jo sengaja mengangkat isu limbah yang dikaitkan dengan aktivitas SPPG untuk kepentingan pribadi dan keuntungan di media sosial, seperti TikTok dan Facebook Pro.

Meski sempat terjadi ketegangan, aksi tersebut berlangsung damai dan tidak berujung pada bentrokan fisik.

Dikonfirmasi secara terpisah, Jo membantah bahwa unggahannya bersifat hoaks atau menyerang program SPPG.

Ia menegaskan bahwa konten yang diunggahnya adalah bentuk tanggung jawab jurnalistik berdasarkan Undang-Undang Pers.

Menurut dia, yang angkat adalah keresahan petani tentang limbah dari MBG di saluran irigasi. Tidak ada menyebut bahwa pekerja atau kegiatan SPPG yang jadi masalah.

“Kalau ada yang merasa dirugikan, silakan tempuh jalur hukum. Jangan mendesak saya menghapus akun,” tegas Jo melalui pesan WhatsApp.

Menanggapi polemik tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sergai, Hedi, menyampaikan bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium LP-1884-ION No Reg: 00210LPJILABLING-1LRKIKLIK, kandungan limbah yang disebut dalam video tersebut masih di bawah ambang batas baku mutu.

“Limbah itu adalah limbah rumah tangga, bukan limbah berbahaya. Tidak berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar,” ujarnya tegas.

Hal senada juga disampaikan oleh Irwansyah, petani dari Kelompok Tani Suka Mulya yang memiliki lahan sawah di sekitar lokasi pembuangan limbah.

“Panen tetap bagus. Per rante bisa sampai 3,5 goni. Tidak ada pengaruh dari limbah itu,” katanya.(ap).