Scroll untuk baca Berita

Pasang Iklan, Advertorial dan Kirim Release, click here
Daerah

Jemaah Kloter 40 Meninggal Dunia, Kemenag Kab Tangerang Sampaikan Belasungkawa

19
×

Jemaah Kloter 40 Meninggal Dunia, Kemenag Kab Tangerang Sampaikan Belasungkawa

Sebarkan artikel ini

Detak.co.id TANGERANG – Kabar Duka menimpa jemaah haji kloter JKG 40 asal Kabupaten Tangerang bernama Kusnandar Endi Adimiharja, saat hendak landing di bandara jedah Saudi Arabia dengan pesawat GIA 7332, pada Minggu (18/5/2205) pukul 23.22 WAS ( waktu saudi Arabia), korban mengalami sesak napas dan kemudian meninggal dunia diduga akibat serangan jantung.

Kabar duka tersebut membuat membuat Kemenag mengucapakan bela sungkawa dan turut berdukacita atas berpulangnya almarhum ke Rahmatullah dalam menjalankan ibadah suci yakni berhaji, insya Allah meninggal dalam perjalanan suci, seluruh dosa – dosanya diampuni Allah SWT, dan semoga Keluarga Almarhum yang ditinggalkan diberikan kesabaran dn ketabahan.

” Atasnama Keluarga Besar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tangerang, saya selaku Kepala Kantor mengucapkan turut berduka cita, semoga Allah memaafkan seluruh dosa – dosanya almarhum, serta menjadi haji yang mabrur yang Allah jamin masuk ke surga,”terang Kepala Kemenag Kabupaten Tangerang H Ade Bajuri, Selasa (20/5/2025).

Ade Bajuri mengatakan, saat ini jenazah almarhum telah diurus oleh petugas haji kloter dan PPIH Arab Saudi, dan telah dimakamkan di pemakaman Dahban kota Jeddah. Adapun Hak jemaah yang wafat akan dibadalkan hajinya oleh atasnama pemerintah Indonesia, dan kepada almarhum akan mendapatkan asuransi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Orang yang wafat saat berhaji, meninggal dalam kondisi taat kepada Allah, dan itu merupakan tanda Kematian yang baik ( Husnul khatimah), karena hadis sahih riwayat Ibnu Majah dikatakan bahwa barang siapa yang meninggal dalam keadaan mengerjakan haji, maka ia akan dibangkitkan dalam keadaan bertalbiyah ( HR Ibnu Majah, nomor 2893).

” Mereka wafat dalam keadaan syahid atau wafat dijalan Allah,”terang H Ade Bajuri.

Secara prinsip kata H Ade Bajuri , yang membedakan kemuliaan wafatnya seorang muslim di Tanah Air atau di Tanah Suci adalah keadaan atau kondisi saat wafat, bukan tempatnya.

Namun, ada keutamaan khusus bagi mereka yang wafat di tempat suci, karena Makkah dan Madinah adalah tanah haram, tempat yang dimuliakan Allah.

Wafat dalam keadaan beribadah (misalnya saat haji, umrah, atau iktikaf) tentunya punya nilai tersendiri.Namun, jika seseorang wafat di Tanah Air dalam keadaan bertakwa, itu lebih mulia dari pada wafat di Tanah Suci tapi dalam keadaan maksiat atau lalai.

“Sebab seseorang yang meninggal dunia saat melaksanakan ibadah haji di tanah suci akan mendapatkan keutamaan dan kemuliaan,” terang H Ade Bajuri.

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam sendiri wafat di Madinah, kota suci yang ia cintai.

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam juga mendoakan para sahabat yang wafat di medan jihad dan mengabarkan, mati syahid atau wafat dalam ibadah adalah kemuliaan.Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam juga tidak menganjurkan secara eksplisit untuk mencari kematian, namun mengajarkan agar seseorang selalu dalam keadaan taat dan berdoa agar wafat dalam keadaan baik (husnul khatimah).