Detak.co.id BANTEN – Wakil Gubernur Banten A Dimyati Natakusumah ungkapkan dirinya ajukan tambahan lokasi pembangunan Sekolah Rakyat ke Menteri Sosial Republik Indonesia Saifullah Yusuf. Di Provinsi Banten, dua Sekolah Rakyat yang sudah siap berada di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Lebak.Hal itu diungkap Dimyati usai melakukan Penandatanganan Perjanjian Pinjam Pakai Sementata Barang Milik Daerah dan Barang Milik Universitas dalam Rangka Penyelenggaraan Sekolah Rakyat di Gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial Jl Salemba Raya No.10 Jakarta, Kamis (10/7/2025).
“Hari ini penandatanganan pinjam pakai untuk Sekolah Rakyat di Provinsi Banten, tepatnya di Kabupaten Lebak dan Kota Tangerang Selatan. Pemprov Banten dan pemerintah kabupaten/ kota sangat mendukung program Sekolah Rakyat. Program ini harus sukses dan didukung oleh segenap elemen,” Dimyati.
Dikatakan, di Provinsi Banten kemungkinan akan ada beberapa lagi Sekolah Rakyat. Pihaknya sudah mengusulkan untuk dibangun Sekolah Rakyat di Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, serta kota – kota yang ada di Provinsi Banten.
“Mudah – mudahan ini bisa terwujud. Program ini sangat bagus sekali untuk membantu masyarakat kecil atau masyarakat miskin, rakyat Indonesia,” pungkas Dimyati.
Dalam paparannya Menteri Sosial Republik Indonesia Saifullah Yusuf mengatakan Sekolah Rakyat merupakan penyelenggaraan pendidikan yang pertama kalinya di Indonesia sebagai lembaga pendidikan melalui kolaborasi berbagai pihak.
“Kementerian Sosial sebagai penanggung jawab operasional. Sekolah Rakyat adalah gagasan langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Kami ditugaskan menerjemahkan dengan baik dalam pelaksanaan rintisan penyelenggaraan,” ,” ungkapnya.
Dikatakan kesepahaman dilakukan dengan 44 pemerintah daerah dan tiga universitas. Sedangkan untuk aset Kementerian Sosial tidak perlu kesepahaman.
Dipaparkan, pada tahap pertama Sekolah Rakyat berada pada 100 titik lokasi. Sebanyak 63 titik target operasional pada pertengah Juli dengan 6.130 siswa dalam 256 rombongan belajar (rombel).
Sedangkan 37 titik target operasional pada akhir Juli dengan 3.625 siswa dalam 139 rombel. Total tahap pertama 9.755 siswa dalam 395 rombel di jenjang SD, SMP, dan SMA. Sedangkan pada tahap kedua akan akan dibangun 202 Sekolah Rakyat. Sebanyak 51 titik lokasi Balai Latihan Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan 45 titik milik dinyatakan layak. Mensos Saifullah Yusuf menjelaskan, Sekolah Rakyat berdiri berbasis data. Sekolah Rakyat merupakan strategi besar Presiden Prabowo Subianto memutus rantai kemiskinan, memperluas pendidikan, dan menyiapkan Generasi Emas 2045.
Dijelaskan, rekrutmen siswa berdasarkan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) Desil 1 miskin dan miskin ekstrem serta dilakukan kunjungan dengan BPS untuk wawancara ke orang tua calon siswa. Dari keluarga tidak sekolah, belum sekolah atau berpotensi putus sekolah. indeks pembiayaan siswa Rp48,25 juta di tahun pertama.“Mohon kepala daerah kawal rekrutmen siswa agar tepat sasaran,” pinta Mensos Saifullah Yusuf.
Seperti diungkap Ketua Tim Ahli Sekolah Rakyat Prof Muhammad Nuh, tema besar Sekolah Rakyat memuliakan dan membahagiakan kaum dhuafa. Bukan sekedar menyekolahkan. Sebagai bagian dari melunasi janji kepada warga yang masih miskin melalui pendidikan. Sebagai sistem rekayasa sosial yang sudah teruji dan terpuji untuk memotong kemiskinan.
“Kehadiran Sekolah Rakyat menjangkau yang tidak terjangkau supaya bisa sekolah. Memungkinkan yang tidak mungkin. Esensi Indonesia Emas 2045 adalah kebangkitan kaum dhuafa. Kalau kaum dhuafa belum bangkit ya masih seperti ini,” ungkapnya.