TANGSEL, detak.co.id – Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel) bersama DPRD terus mematangkan langkah teknis penanganan sampah guna mengatasi timbulan sampah yang masih terjadi di tengah masyarakat.
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, mengatakan pembahasan dengan DPRD difokuskan pada upaya jangka pendek hingga menengah yang saat ini dan akan dilaksanakan, khususnya oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) serta bagian kerja sama pemerintah.
“Yang paling cepat adalah penanganan timbulan sampah yang sekarang masih ada di masyarakat,” kata Pilar di Gedung DPRD Tangsel, Sabtu (27/12/2025).
Pilar menjelaskan, beberapa hari terakhir Pemkot Tangsel telah bekerja sama dengan pihak swasta di wilayah Cileungsi, Kabupaten Bogor, untuk membuang sekitar 200 ton sampah per hari. Namun, kapasitas tersebut baru mencakup sebagian dari total timbulan sampah harian Tangsel yang mencapai sekitar 500 ton.
Sebagai solusi lanjutan, Pemkot Tangsel memastikan kerja sama dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cilowong, Kota Serang, mulai berjalan pada awal Januari. Melalui kerja sama tersebut, Tangsel akan mengirimkan sekitar 500 ton sampah per hari ke Cilowong.
“Insya Allah di minggu awal Januari kerja sama dengan Cilowong sudah bisa berjalan. Saat ini persiapan teknis terus dilakukan, termasuk penunjukan transporter dan pengiriman alat berat,” jelasnya.
Untuk mendukung kerja sama tersebut, Pemkot Tangsel menyiapkan bantuan keuangan kepada Pemerintah Kota Serang sebesar Rp65 miliar per tahun. Pilar menegaskan, penandatanganan nota kesepahaman (MoU) telah dilakukan tanpa seremoni.
“MoU sudah dilakukan, langsung desk-to-desk. Januari tinggal operasional, setelah transporternya siap melalui e-katalog,” jelas Pilar.
Selain kerja sama antar daerah, Pemkot Tangsel juga menyiapkan pembangunan fasilitas pengolahan sampah Material Recovery Facility (MRF) di Cipeucang. Proses pembangunan MRF diperkirakan membutuhkan waktu sekitar enam hingga tujuh bulan sejak pematangan lahan.
“Targetnya awal Januari sudah mulai lelang, dan insyaallah pertengahan tahun MRF bisa beroperasi dengan kapasitas hingga 1.000 ton per hari,”bebernya.
Terkait penolakan warga di Cilowong yang sempat terjadi sebelumnya, Pilar memastikan kondisi saat ini sudah kondusif. Pemkot Tangsel dan Pemkot Serang telah berdialog langsung dengan masyarakat setempat serta menyiapkan kompensasi dampak lingkungan.
“Alhamdulillah masyarakat Cilowong menerima, karena ada komitmen kompensasi dan pembangunan infrastruktur yang memang dibutuhkan warga,” ujarnya.
Sementara itu, terkait tuntutan warga terdampak di sekitar TPA Cipeucang, khususnya wilayah Serpong, Pilar menyebut sebagian besar tuntutan telah disepakati. Salah satunya adalah kompensasi dampak negatif yang kini disetujui untuk diberikan setiap bulan, dari sebelumnya setahun sekali.
“Pak Wali Kota sudah menyetujui. Selain itu juga ada tuntutan air bersih dan percepatan teknologi pengolahan sampah, yang akan diwujudkan melalui pembangunan MRF sambil menunggu PSEL,” pungkasnya. (Dra)










