detak.co.id, YOGYAKARTA – Rombongan asal Provinsi Banten yang berjumlah 40 orang turut serta dalam pawai budaya Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2025 bertema Arak-arakan Ganyang Wabah Korupsi yang digelar di Kota Yogyakarta, Sabtu (6/12/2025). Kehadiran kontingen Banten menjadi wujud dukungan daerah dalam memperkuat pendidikan antikorupsi sekaligus menyebarluaskan nilai integritas kepada masyarakat.
Rombongan dipimpin Sekretaris Inspektorat Provinsi Banten Ratu Syafitri Muhayati yang juga Ketua Forum Penyuluh Antikorupsi (Forpak). Fitri menyampaikan bahwa keikutsertaan Banten menjadi sarana nyata untuk mengajak publik memahami nilai kejujuran dan semangat antikorupsi.
“Sebanyak 40 peserta Banten mengikuti pawai budaya Hakordia sebagai ruang edukasi publik untuk memperkenalkan nilai-nilai antikorupsi secara langsung,” ungkapnya.
Pawai budaya dalam. rangkaian Hakordia 2025 itu berlangsung pada 6–9 Desember 2025 dan untuk pertama kalinya diselenggarakan di luar Jakarta. Peserta dari Banten terdiri atas guru, akademisi, ASN, anggota Polri, mahasiswa, serta pelaku usaha. Arak-arakan dimulai dari depan Kantor DPRD Provinsi DIY dan berakhir di Titik Nol Kilometer Yogyakarta dengan rute sepanjang 500 meter.
Rombongan Banten langsung bergabung dengan Perkumpulan Penyuluh Antikorupsi Nasional (Perpaksinasi) yang menaungi penyuluh dari seluruh provinsi serta instansi pemerintah pusat. Perpaksinasi dipimpin oleh Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK Yonathan Demme Tangdilintin bersama Kasatgas Sertidaya Eang Sugiarto.
Sepanjang rute pawai, peserta asal Banten terlihat aktif memberikan sosialisasi nilai-nilai integritas dan literasi antikorupsi kepada masyarakat yang menyaksikan kegiatan tersebut. Fitri menambahkan bahwa pendekatan budaya seperti pawai memberikan cara yang efektif untuk mendekatkan pesan antikorupsi kepada publik.
“Pawai budaya ini memberi cara yang ringan dan komunikatif untuk membangun kesadaran masyarakat. Banten akan terus memperkuat budaya integritas melalui berbagai pendekatan, termasuk pendekatan kultural,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua KPK Ibnu Basuki Widodo turut memberikan pesan penguatan kepada masyarakat yang memadati jalur pawai.
“KPK lahir dari tuntutan rakyat. Melawan korupsi adalah amanat luhur yang harus terus dijaga. Sekali berhenti, korupsi akan menguasai negeri. Karena itu kita harus bersatu dalam aksi pemberantasan korupsi,” tegasnya.
Selain kontingen Perpaksinasi, pawai budaya Hakordia 2025 juga diikuti puluhan kelompok dari berbagai komunitas di Yogyakarta, instansi daerah, TNI–Polri, mahasiswa, pelajar, pelaku budaya, hingga Akademi Militer Angkatan Udara Yogyakarta. Peringatan ini menjadi momentum nasional untuk memperkuat gerakan antikorupsi secara inklusif dan mendorong partisipasi luas masyarakat dalam menjaga integritas bangsa. (Zal)




















