detak.co.id I SERDANG BEDAGAI – Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya komoditas padi, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) resmi meluncurkan Gerakan Pengolahan Lahan Serentak Optimasi Lahan Rawa Tahun Anggaran 2025.
Kegiatan ini dipusatkan di Desa Bogak Besar, Kecamatan Teluk Mengkudu, Selasa (22/9/2025) dan menjadi salah satu langkah strategis dalam memperkuat ketahanan pangan daerah.
Bupati Sergai, Darma Wijaya, membuka langsung kegiatan ini bersama Dandim 0204/DS Letkol Arh Agung Pujiantoro, Ketua DPRD Sergai Togar Situmorang, serta Kepala Dinas Pertanian Sergai Dedy Iskandar.
Dalam aksi simbolis, mereka turut membajak sawah menggunakan alat rotavator sebagai bentuk dukungan terhadap percepatan pengolahan lahan pertanian.
“Visi Kabupaten Sergai adalah penguatan pondasi transformasi pembangunan menuju Sergai yang maju, tangguh, dan berkelanjutan, dengan semangat Sergai Mantab,” ujar Darma Wijaya dalam sambutannya.
Ia menekankan bahwa Kabupaten Sergai memiliki potensi besar sebagai lumbung padi Sumatera Utara. Lahan yang luas dan irigasi yang memadai menjadi kekuatan utama, terlebih seluruh elemen mulai dari TNI, Polri, hingga kejaksaan ikut mengawal pelaksanaan program ini agar tepat sasaran.
Darma Wijaya juga menyampaikan kabar baik terkait harga gabah. Harga gabah kini sudah stabil di Rp 6.500 per kilogram setelah ditetapkan Presiden RI, Prabowo Subianto.
‘Dengan produktivitas 300 kg per rante, petani bisa mendapat keuntungan bersih sekitar Rp 1 juta. Kalau ditingkatkan menjadi 350 kg per rante, hasil bisa mencapai 8 ton per hektare,” jelasnya.
Sementara itu, Dandim 0204/DS Letkol Arh Agung Pujiantoro menegaskan bahwa TNI Angkatan Darat siap terlibat aktif dalam mendampingi petani.
“Kami turunkan Babinsa dan Koramil untuk membantu petani di lapangan, mulai dari normalisasi irigasi, pembangunan pintu air, hingga pengawasan serapan gabah,” tuturnya.
Terpisah, ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) “Maju Bersama”, Saripudin, menyatakan hasil panen meningkat signifikan sejak program ini dijalankan.
“Dulu hanya sekitar 5 ton per hektare, sekarang bisa 7 sampai 7,5 ton. Biaya produksi pun berkurang. Kami sangat terbantu,” ungkapnya.
Ia berharap program optimasi lahan rawa seluas 1.000 hektare ini bisa terus berlanjut dan diperluas.
“Terima kasih kepada Presiden RI, Kementerian Pertanian, Pemprov Sumut, Pemkab Sergai, dan semua pihak yang mendukung petani,” tambahnya.(ap).