Scroll untuk baca Berita

Pasang Iklan, Advertorial dan Kirim Release, click here
Uncategorized

Petakan Penyebab Banjir, Gubernur Banten Andra Soni Susur Kali Angke

28
×

Petakan Penyebab Banjir, Gubernur Banten Andra Soni Susur Kali Angke

Sebarkan artikel ini

TANGERANG RAYA, detak.co.id – Gubernur Banten Andra Soni melakukan Susur Kali Angke di Kota Tangerang, Rabu (23/7/2025). Penyusuran itu dilakukan untuk melihat langsung persoalan di lapangan, terutama penyebab banjir yang kerap terjadi di Tangerang Raya dan sekitarnya.

Turut mendampingi pimpinan DPRD Provinsi Banten, Walikota Tangerang Sachrudin, Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Banten serta Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Selain itu, Andra Soni didampingi juga Kepala Balai Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BWSCC), David Oloan Marpaung, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten Arlan Marzan dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten Wawan Gunawan.

Susur Kali Angke dimulai dari Jembatan Fortune, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan berakhir di Bendung Polor, Kota Tangerang. Rombongan menyusuri sungai menggunakan perahu karet bermesin dengan jarak tempuh sekitar 10 Kilometer.

Andra Soni mengungkapkan, sekitar dua jam perjalanan penyusuran banyak hal yang diperbincangkan. Apa yang tepat dan cepat bisa dikerjakan bersama-sama baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

“Pada ujungnya untuk menyelesaikan persoalan banjir yang sudah puluhan tahun terjadi, terutama di wilayah sekitar Kali Angke ini,” kata Andra Soni.

Setelah melihat langsung, Andra menilai setidaknya ada beberapa permasalahan yang harus diatasi untuk bisa mengantisipasi banjir. Seperti adanya penyempitan badan sungai yang diakibatkan oleh tanah timbul.

“Sehingga terjadi pendangkalan. Lalu ada pekerjaan dari Balai yang belum tuntas,” ujarnya.

Bendung Polor ini, kata Andra Soni, pasti dulu dibangun untuk mengairi sektor pertanian di sekitar sini. Namun karena sekarang kondisinya sudah berubah, tentu Balai Besar yang mempunyai kewenangan akan mengkaji terlebih dahulu.

“Termasuk Pemprov dan Pemda setempat. Kita akan terus berkoordinasi untuk kemudian kita berbagi tugas, siapa mengerjakan apa. Saya yakin dalam satu dua tiga kegiatan kedepan insya Allah ada perubahan,” pungkasnya.

Kepala Balai Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BWSCC), David Oloan Marpaung menambahkan, pihaknya sejak tahun 2011-2015 lalu sudah merencanakan pembangunan tanggul sepanjang 13 kilometer kanan dan kiri sungai, sehingga totalnya 26 kilometer.

“Namun yang terbangun sampai saat ini baru 19 kilometer. Masih ada tujuh kilometer yang belum terbangun,” katanya.

Kemudian, dari 26 kilometer yang direncanakan itu tidak seluruhnya utuh, tapi terputus-putus. Hal itu salah satunya disebabkan oleh pembebasan lahan yang belum selesai.

“Kondisi Kali Angke ini juga terjadi penyempitan dan pendangkalan. Misalnya yang seharusnya lebaran 30 meter, namun terjadi penyempitan menjadi 10 meter,” ujarnya.

Berbagai persoalan di atas, kata David, akan dikoordinasikan lebih lanjut bersama Pemprov dan Pemda setempat untuk bersama-sama memetakan pekerjaan yang akan dikerjakan Pemprov, Pemda serta Balai Besar.

“Kami juga mohon dengan hormat, kepada masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai. Sebab meskipun sungai ini kami perdalam dan dilebarkan kembali, kalau kebiasaan itu tidak diubah, tetap saja sungai kita akan kotor,” ujarnya. (Zal)