detak.co.id KOTA SERANG – Gubernur Banten Andra Soni menghadiri Pelantikan dan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Banten di Alun – alun Barat, Kota Serang, Senin (25/8/2025).
Pelantikan PWNU Provinsi Banten periode 2025 – 2030 itu dihadiri langsung oleh Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf, Katib ‘Am PBNU Ahmad Said Asrori, Wakil Ketua PBNU Amin Said Khusni serta tamu undangan lainnya.
Pada kesempatan itu, Andra Soni mengatakan jika NU telah banyak memberikan sumbangsih yang besar terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Provinsi Banten.
“Kami berharap NU bisa menjadi bagian penting dalam revitalisasi nilai-nilai keagamaan menjadi sumber etika atau landasan guna membangun tatanan kehidupan yang lebih baik, secara duniawi maupun ukhrawi,” katanya.
Selain itu, di sektor pendidikan, NU juga telah memberikan sumbangsih yang besar dalam memajukan dunia pendidikan melalui program pendidikan berbasis keagamaan, baik yang berupa pondok pesantren salafiyah, madrasah serta sekolah umum berbasis agama.
“Mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi, yang sangat bernilai positif guna melahirkan generasi masa depan,” jelasnya.
Andra Soni melihat jika NU merupakan mitra strategis Pemda dalam pemberdayaan dan pengembangan Pondok Pesantren (Ponpes) di Provinsi Banten. Apalagi, berdasarkan data Kementerian Agama Republik Indonesia, jumlah pesantren di Provinsi Banten sebanyak 6.290.
“Baik pesantren salafi dan pondok pesantren modern dengan jumlah santri sebanyak 483.386 santri,” ujarnya.
Di era kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, Andra Soni mengajak NU bisa meningkatkan eksistensi dan perannya, sehingga keberadaannya akan semakin dirasakan dan mendapatkan legitimasi yang kuat dari seluruh komponen masyarakat dan stakeholder pembangunan.
“Tentunya prinsip yang senantiasa kita pegang yakni sebaik-baiknya manusia adalah yang lebih memberikan manfaat kepada sesama manusia,” jelasnya.
Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan, Banten ini merupakan tempat monumental bagi ulama. Terutama, pada Muktamar ke-38 tahun 1938 di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang. Pada saat itu para kiai mempersilakan dua peserta ‘nyai’ yang dipersilakan pidato di depan para kiai.
“Itu sesuatu yang tidak lumrah terjadi di kalangan NU,” katanya.
Di dalam pidatonya itu, dua ‘nyai’ itu meminta kaum perempuan diberikan hak yang setara untuk memperoleh pendidikan. Dari pidato itu merupakan titik awal penanda proses sehingga berdirinya Muslimat NU pada tahun 1966.
“Sekarang di Banten yang menjadi ketuanya Bupati Serang. Alhamdulillah,” katanya.
Sementara itu, Ketua PWNU Banten KH Hafis Gunawan, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara pelantikan tersebut. Ia juga berterima kasih kepada panitia, para tamu undangan, serta jamaah yang hadir.
“Kami mohon maaf apabila tempat yang tersedia belum mampu menampung seluruh jamaah yang hadir, karena jumlah peserta yang datang melebihi 7.000 orang. Namun, kami bersyukur atas semangat kebersamaan yang luar biasa dari seluruh warga NU Banten,” kata KH Hafis Gunawan. (Zal)