Scroll untuk baca Berita

Pasang Iklan, Advertorial dan Kirim Release, click here
Nasional

Temui Warga, Kepala BNN RI: Kemiskinan Bukan Alasan untuk menjadi Bagian Sindikat Kejahatan Narkoba

18
×

Temui Warga, Kepala BNN RI: Kemiskinan Bukan Alasan untuk menjadi Bagian Sindikat Kejahatan Narkoba

Sebarkan artikel ini

detak.co.id, JAKARTA, -Kampung Kiapang di Kelurahan Bambu Selatan, Jakarta Barat, adalah satu dari sekian banyak kampung yang dikenal sebagai wilayah rawan peredaran gelap narkoba. Kemiskinan, pengangguran, dan kepadatan hunian menjadi kombinasi rentan yang kerap dimanfaatkan oleh jaringan sindikat narkoba untuk merekrut kaki tangan dari kalangan masyarakat kelas bawah. Di tengah keterbatasan ekonomi dan sempitnya peluang hidup, sebagian warga Kampung Kiapang pun terseret dalam lingkaran gelap narkoba. Bukan karena keinginan, melainkan karena himpitan hidup yang tak memberi banyak pilihan.

Melihat kondisi ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai leading instititution dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) hadir langsung di tengah masyarakat Kampung Kiapang. Melalui kegiatan Bakti Sosial dan Deklarasi Damai yang diinisiasi oleh BNN Provinsi DKI Jakarta, BNN berupaya melakukan pendekatan humanis guna menggugah kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba, sekaligus mendorong keterlibatan aktif warga Kampung Kiapang dalam menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan bersih dari penyalahgunaan serta peredaran gelap narkotika.

Kepala BNN RI, Marthinus Hukom, yang bertemu langsung dengan masyarakat Kampung Kiapang, pada Kamis (8/5), di Lapangan Kompos PT Djarum, Tanah Abang, Jakarta Barat, tempat acara digelar, menyampaikan pesan tegas sekaligus menggugah. Ia menekankan bahwa pembangunan bangsa tidak akan pernah terwujud jika masih ada warga yang menjadi bagian dari sindikat kejahatan narkotika.

“Bagaimana bangsa dan negara ini bisa dibangun, kalau Kita masih menjadi bagian dari sindikat kejahatan ini. Ingat, pemerintah Kita sedang bermimpi untuk mewujudkan cita-cita luhur Kita, yaitu Indonesia Emas 2045. Itu tidak akan terwujud kalau Kita tidak mulai dari sekarang,” ujar Kepala BNN RI dalam sambutannya.

Ia pun mengajak masyarakat Kampung Kiapang untuk bangkit dari keterpurukan tanpa harus merusak masa depan anak-anak mereka melalui bisnis gelap narkoba.

“Oleh karena itu Kita harus bekerja keras. Hari ini Saya menggugah hati Bapak/Ibu sekalian. Mungkin hari ini Kita sedang hidup dalam cengkraman kemiskinan. Kita hidup di gubuk-gubuk. Tapi ingat, jangan menambah parahnya kondisi itu dengan jual beli narkoba dan merusak generasi-generasi Bapak/Ibu sekalian,” tegasnya.

Pernyataan tegas Kepala BNN RI tersebut menjadi momentum penting yang membangkitkan kesadaran kolektif warga. Sebagai bentuk komitmen nyata, masyarakat Kampung Kiapang secara terbuka mendeklarasikan diri sebagai kelompok yang menolak segala bentuk penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Ikrar ini menegaskan tekad warga untuk menjadikan Kampung Kiapang sebagai lingkungan yang aman, sehat, dan bersih dari pengaruh narkoba, sekaligus membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari kesadaran bersama, bahkan di tempat yang selama ini dicap sebagai “kampung narkoba”.

Sebagai penutup rangkaian kegiatan, BNN menggelar acara masak besar bersama konten kreator Bobon Santoso, yang dikenal melalui aksinya dalam memasak dengan skala besar untuk masyarakat. Kehadiran Bobon Santoso tak hanya menambah semarak acara, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi dalam membangun semangat kebersamaan P4GN untuk Indonesia Bersinar (bersih tanpa narkoba). (Zal)