Scroll untuk baca Berita

Pasang Iklan, Advertorial dan Kirim Release, click here
Nasional

Towel Sayangkan Sikap Manajer Timnas Sumardji, Sentil Soal Komunikasi dan Framing Publik

9
×

Towel Sayangkan Sikap Manajer Timnas Sumardji, Sentil Soal Komunikasi dan Framing Publik

Sebarkan artikel ini

detak.co.id, JAKARTA –
Pengamat sepak bola nasional, Tommy Welly atau yang akrab disapa Towel, menyayangkan tindakan manajer Timnas Indonesia, Sumardji yang membeberkan kondisi internal ruang ganti dan pandangan soal taktik usai kekalahan dari Arab Saudi. Ia menilai, pernyataan publik semacam itu seharusnya tidak diungkapkan oleh seorang manajer tim, apalagi di tengah situasi yang membutuhkan stabilitas dan suasana kondusif.

Towel menyoroti munculnya informasi tentang perdebatan di ruang ganti, pembahasan formasi tiga bek, hingga pernyataan terkait line up saat laga melawan Arab Saudi. “Jumat malam, manajer Timnas menyampaikan situasi di ruang ganti dan preferensi soal tiga bek. Terus terang saya menganggap ini komunikasi yang tidak wise diungkapkan sebagai tim manajer,” ujar Towel, dalam wawancara dengan televisi swasta lalu.

Menurutnya, tanggung jawab menjaga suasana internal seharusnya menjadi peran utama manajer tim. Ia menilai, ketika manajer mengungkapkan kondisi internal dan perbedaan pandangan taktik, hal itu berpotensi menimbulkan persepsi publik yang tidak sehat terhadap tim pelatih. Bagi Towel, keputusan teknis tetap menjadi domain pelatih kepala, bukan untuk dijelaskan secara terbuka kepada publik.

Ia juga mengkritisi maraknya konten media, termasuk podcast pemain setelah kekalahan dari Arab Saudi, yang menurutnya menambah sorotan negatif terhadap skuad Garuda. Towel mengaku heran mengapa hal-hal seperti itu dibiarkan terjadi di tengah periode penting kualifikasi Piala Dunia.

Lebih lanjut, Towel menyoroti munculnya narasi “coba-coba” yang disematkan kepada pelatih kepala Patrick Kluivert dalam uji formasi dan komposisi pemain. “Kata ‘coba-coba’ itu framing. Bagaimana mungkin di pertandingan level seperti ini pelatih dianggap bereksperimen? Ini framing yang muncul dari analisa yang tidak jernih, penuh sentimen masa lalu,” ucapnya menegaskan.

Ia menjelaskan, perbedaan formasi seperti tiga atau empat bek sejatinya merupakan variasi taktik yang disesuaikan dengan rencana permainan dan karakter lawan. Menurutnya, dalam uji coba September lalu, tim juga sempat menggunakan skema empat bek dengan opsi duet di posisi bek tengah antara Jay Idzes, Kevin Diks, dan Rizky Ridho.

Towel menilai, kritik publik terhadap pemain tertentu seharusnya tidak berlebihan. Ia mencontohkan, saat Yakob Sayuri bermain baik melawan Bahrain dan China, pujian datang bertubi-tubi. Namun ketika tampil kurang maksimal, ia justru dihujat habis-habisan.

Menurutnya, hal serupa juga menimpa pemain lain seperti Marc Klok, Beckham Putra, Rizky Ridho, dan Jay Idzes. Semua pemain, kata dia, bisa saja melakukan kesalahan di lapangan. Yang terpenting adalah proses dan kematangan publik dalam mencintai sepak bola, terutama di fase kritis menuju Piala Dunia.

Towel menegaskan, sebagian besar pemain Indonesia belum memiliki pengalaman di fase krusial seperti ini. “Semua pemain pasti ingin ke Piala Dunia, tapi mereka belum punya pengalaman bermain di fase seperti ini. Jadi, seharusnya dukungan publik justru semakin kuat, bukan sebaliknya,” katanya menutup. (Red)