detak.co.id TANGSEL – Ketua Fraksi PSI DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Alexander Prabu, mengaku kaget ketika turun ke daerah pemilihannya (Dapil) untuk melaksanakan reses di RW 11, tepatnya di Sekor 1,1 klaster Griya Loka, BSD Serpong.
Di lokasi yang menjadi tempat resesnya itu, Alex, sapaan Alexander Prabu, mengungkapkan bahwa permasalahan warga diwilayah tersebut, mengeluh lantaran banyak pedagang kaki lima berjualan di atas trotoar jalan lingkungan warga.
“Permasalahan yang mereka keluhkan adalah pedagang kaki lima. Pedagang ini memenuhi trotoar, akibatnya trotoar rusak dan banyak sampah. Trotoarnya jadi alih fungsi,” ungkap Alex ditemui wartawan di Gedung DPRD Kota Tangsel, Rabu (23/7/2025).
Anggota Komisi l DPRD Kota Tangsel itu menjelaskan, warga disebutnya pernah mengadukan keberadaan pedagang kaki lima yang berdagang di atas trotoar kepada petugas Satpol PP Tangsel untuk menertibkan para pedagang kaki lima tersebut.
“Pernah juga Satpol PP datang untuk menertibkan, tapi tidak konsisten. Mereka para pedagang datang lagi,” ungkapnya.
Alex bilang, warga juga menyoroti keberadaan pedagang kaki lima yang kini mulai berdagang di pedestrian yang baru dibangun didepan pasar modern BSD. Pedestrian yang seharusnya untuk pejalan kaki bagi warga menuju Islamic Center, kini justru dipenuhi oleh pedagang.
“Kita minta Satpol PP harus tegas. Karena ini trotoar dan baru di bangun. Seharusnya lokasi disitu menjadi indah dirasakan warga untuk jalan kaki,” jelas Alex.
Disisi lain, Alex merasa kasihan terhadap para pedagang kaki lima yang berdagang di atas trotoar maupun pedestrian. Seharusnya, Pemkot Tangsel menyiapkan kantung – kantung untuk menampung para pedagang yang ada diwilayah tersebut.
Dengan begitu, keberadaan mereka menjadi tertata rapih dan baik. Sehingga, fasilitas umum seperti trotoar dan pedestrian tidak lagi dijadikan lokasi berdagang kaki lima. Selain persoalan pedagang kaki lima, warga juga menyoroti jalan rusak dan lampu penerang jalan banyak yang mati.
“Salah satu usulan warga disitu, bagaimana kalau taman jajan ini, itu kan ada taman jajan di situ, tapi tarifnya jangan terlalu mahal. Sehingga pedagang kaki lima bisa dagang disitu. Kita punya kewajiban untuk menyediakan kantung – kantung para pedagang ini, jadi jangan di gusur. Tapi ada tempat untuk penampungan pedagang di situ,” pungkasnya.