Scroll untuk baca Berita

Pasang Iklan, Advertorial dan Kirim Release, click here
BisnisEsai

Menjawab Tantangan Ekonomi Eksploitatif Dan Spekulatif: Solusi Etis dan Berkeadilan

69
×

Menjawab Tantangan Ekonomi Eksploitatif Dan Spekulatif: Solusi Etis dan Berkeadilan

Sebarkan artikel ini
Menjawab Tantangan Ekonomi Eksploitatif Dan Spekulatif Solusi Etis dan Berkeadilan, foto:(ilustrasi/freepik)

Dalam tulisannya, mereka memaparkan bahwa ekonomi berbasis syariah lebih resilien dalam menghadapi krisis, karena bersandar pada prinsip kehati-hatian, larangan spekulasi, dan nilai keadilan dalam distribusi kekayaan.

Sementara itu, Komariah (2022) menyajikan studi lapangan mengenai peran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

BMT terbukti menjadi alternatif lembaga keuangan rakyat yang bebas bunga, partisipatif, dan mengedepankan nilai solidaritas dalam pembiayaan.

Dari berbagai literatur tersebut, dapat disimpulkan bahwa:

  • Tantangan utama ekonomi syariah saat ini adalah infiltrasi transaksi haram dalam kemasan baru.
  • Jawaban atas tantangan ini harus bersifat teknologis sekaligus normatif, yakni integrasi prinsip syariah dengan kecanggihan digital.
  • Standarisasi halal, audit syariah, dan edukasi publik menjadi tulang punggung penerapan ekonomi etis dan berkeadilan.

Tinjauan pustaka ini memperkuat argumen bahwa solusi terhadap praktik MAGRIB BIG NIGHT tidak cukup dari sisi larangan, melainkan harus disertai dengan desain sistem yang adil, aman, dan cerdas — baik secara spiritual, sosial, maupun teknologi.

Pembahasan

1. Ekonomi Bukan Sekadar Angka, Tapi Nilai

Dalam sistem ekonomi modern, segala sesuatu seolah dapat dikalkulasi: suku bunga, margin profit, hingga risiko pasar. Tapi kita lupa, bahwa ekonomi sejatinya bukan sekadar angka. Ia menyentuh kehidupan, menyentuh keluarga, bahkan menyentuh kepercayaan antarmanusia.

Ketika suatu sistem ekonomi membolehkan orang mengambil untung dari kesulitan orang lain, atau meraup laba dari ketidaktahuan masyarakat, maka di situlah keadilan mulai runtuh.

Sayangnya, itulah yang kita hadapi hari ini. Kita hidup di tengah sistem yang melegitimasi Bunga pinjaman mencekik atas nama kredit mikro, Perdagangan spekulatif atas nama kebebasan pasar, Asuransi berbasis ketidakjelasan yang lebih menyelamatkan korporasi ketimbang rakyat.

2. Riba: Jerat Halus dalam Sistem Kredit

Riba, atau keuntungan tambahan dari transaksi utang-piutang yang tidak adil, adalah salah satu bentuk eksploitasi tertua dalam sejarah manusia.

Di zaman kuno, orang jatuh miskin karena gagal bayar. Kini, riba menyamar sebagai suku bunga pinjaman dengan bunga berbunga secara anuitas dan multiple, hingga cicilan paylater, pinjaman illegal.