Scroll untuk baca Berita

Pasang Iklan, Advertorial dan Kirim Release, click here
BisnisEsai

Menjawab Tantangan Ekonomi Eksploitatif Dan Spekulatif: Solusi Etis dan Berkeadilan

95
×

Menjawab Tantangan Ekonomi Eksploitatif Dan Spekulatif: Solusi Etis dan Berkeadilan

Sebarkan artikel ini
Menjawab Tantangan Ekonomi Eksploitatif Dan Spekulatif Solusi Etis dan Berkeadilan, foto:(ilustrasi/freepik)

b. Penimbunan (Ihtikar): Mengorbankan Publik Demi Laba

Penimbunan atau ihtikar adalah tindakan menyembunyikan barang di saat barang tersebut sedang dibutuhkan banyak orang, dengan tujuan menaikkan harga dan meraup keuntungan tinggi saat barang mulai langka.

Praktik ini bukan hanya tidak etis, tetapi secara eksplisit diharamkan dalam tradisi hukum ekonomi syariah.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah seseorang menimbun makanan, kecuali ia telah berbuat dosa.” (HR. Muslim)

Kasus-kasus seperti penimbunan masker dan oksigen saat puncak pandemi, penimbunan beras dan gula menjelang hari besar keagamaan, hingga penimbunan BBM di daerah perbatasan adalah contoh aktual dari ihtikar modern.

Penimbunan menciptakan kepanikan, kelangkaan buatan, dan inflasi palsu, sekaligus memperlihatkan bahwa keuntungan segelintir orang telah mengorbankan kesejahteraan publik.

c. Tadlis (Manipulasi Kualitas dan Informasi)

Tadlis adalah bentuk kecurangan yang dilakukan dalam transaksi, bisa berupa menyembunyikan cacat barang, mencampur barang jelek dengan yang bagus, atau memanipulasi informasi untuk mendapatkan harga tidak wajar.

Kecurangan ini sangat sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya:

  • Penjual beras campuran: mencampur beras kualitas super dengan yang patah atau lama.
  • Pedagang ikan dan ayam menyemprot formalin agar tetap terlihat segar.
  • Pemilik gudang mencampur pupuk asli dengan palsu, lalu dijual dengan harga subsidi.
  • Produk fashion online yang fotonya sangat bagus, tetapi barang asli jauh dari ekspektasi.

Bahkan dalam skala besar, banyak produsen mencampur minyak goreng sawit curah dengan minyak bekas, atau mencampur kopi asli dengan jagung giling agar lebih murah, namun dijual dengan harga premium.

Semua ini adalah bentuk penghianatan akad, karena transaksi tidak lagi berdasarkan kejujuran dan transparansi.

Rasulullah ﷺ pernah memergoki penjual gandum yang meletakkan gandum basah di bagian bawah timbunan. Beliau bersabda: “Siapa yang menipu, maka ia bukan dari golonganku.” (HR. Muslim).